Merusak Iklim, Sektor Pertanian Tak Punya Peta Jalan Ekonomi Berkelanjutan

Ilustrasi lahan tandus. (pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 11 November 2022 | 17:15 WIB

Sariagri - Badan Pangan PBB bakal meluncurkan sistem pangan dunia lebih berkelanjutan tahun ini. Rencana tersebut akan menunjukan bagaimana industri pangan dan pertanian dapat selaras dengan tujuan dunia untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius. Hal itu disampaikan Wakil Direktur Organisasi Pangan dan Pertanian Zitouni Ould-Dada di sela-sela pembicaraan iklim COP27 di Mesir.

Zitouni berharap rencana tersebut bisa seperti sektor energi yang dibuat oleh Badan Energi Internasional untuk mendorong investasi ke perusahaan, proyek dan teknologi di sektor energi yang selaras dengan tujuan dunia.

"Ini sangat dibutuhkan karena untuk sektor energi ada peta jalan yang jelas yang benar-benar menarik banyak investor, tetapi untuk pertanian kami tidak memiliki peta seperti itu," kata Ould-Dada, seperti dikutip dari reuters.

Lebih dari empat puluh investor yang mengelola gabungan 18 triliun Dolar AS mendesak FAO pada bulan Juni untuk membuat rencana untuk mengekang emisi di sektor ini, yang sering diabaikan dalam perdebatan pemanasan global namun merupakan salah satu sumber terbesar emisi yang merusak iklim.

Zitouni mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong lonjakan harga pangan secara global, memperparah kerawanan pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim, delegasi di konferensi tersebut lebih terbuka untuk membahas masalah tersebut.

"Belum pernah ada perhatian sebesar ini pada pangan dan pertanian sebelumnya. COP ini pasti salah satunya."

"Inisiatif tersebut telah mendapat dukungan dari mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan mantan kepala badan iklim PBB Christiana Figueres, dan perlahan-lahan mendapatkan perhatian dari beberapa pemerintah," tambahnya.

Produksi makanan menyumbang sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca global dan merupakan ancaman utama bagi 86% spesies dunia yang terancam punah, sementara peternakan sapi bertanggung jawab atas tiga perempat hilangnya hutan hujan Amazon.

Ketua Inisiatif FAIRR, penyelenggara kampanye yang dipimpin investor mengatakan bahwa Investor berharap peta jalan tersebut akan memberikan panduan tentang hal-hal seperti batas emisi metana, dan dukungan untuk memastikan 'Transisi yang Adil' bagi petani.

Baca Juga: Merusak Iklim, Sektor Pertanian Tak Punya Peta Jalan Ekonomi Berkelanjutan
Atasi Perubahan Iklim, Malaysia Terapkan Pertanian Cerdas

Peternakan menyumbang hampir sepertiga dari emisi metana global yang terkait dengan aktivitas manusia, yang dilepaskan dalam bentuk sendawa ternak, pupuk kandang, dan budidaya tanaman pakan.

"Kami menyambut baik komitmen FAO untuk menghasilkan peta jalan pangan dan pertanian yang akan memberikan kejelasan yang sangat dibutuhkan baik bagi perusahaan maupun investor, yang akan memungkinkan perusahaan merencanakan transisi dan investor menilai risiko dan peluang investasi," kata Coller.