Kala Profesi di Bidang Pertanian Jadi Primadona di Indonesia

Ilustrasi petani di sawah. (Pixabay)

Editor: Dera - Kamis, 10 November 2022 | 19:45 WIB

Sariagri - Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, setiap negara berupaya keras menjaga ketahanan pangan mereka dengan mengoptimalkan sektor pertanian. 

Ya, sektor yang dulu jarang dilirik ini seakan langsung naik daun, di mana hampir setiap orang berupaya untuk bertani, berkebun hingga beternak demi memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Bahkan, banyak pula para pekerja yang banting stir menjadi petani lantaran melihat peluang yang menjanjikan. 

Layaknya primadona, sektor pertanian ternyata paling banyak menyerap tenaga kerja di tahun 2022. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penduduk Indonesia yang bekerja di sektor ini mencapai 1,86 juta orang atau naik 29,96% secara year on year (YonY).

Bahkan dengan pencapaian tersebut, angka pengangguran tahun 2022 mengalami penurunan yang cukup signifikan, di mana pada Februari 2021 angkanya masih 6,26 persen dan sekarang turun menjadi 5,83 persen. 

Sementara Nilai Tukar Petani (NTP) yang dihitung berdasarkan tahunan (YonY) juga mengalami kenaikan, di mana NTP pada April 2022 mencapai 108,46 atau lebih tinggi jika dibandingkan nilai NTP April 2021 yang hanya 102,93.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan sektor pertanian menempati posisi pertama dengan menyerap tenaga kerja sebesar 29,96 persen, diikuti sektor lainnya seperti perdagangan 19,03 persen, dan industri pengolahan sebesar 13,77 persen.

Sebelumnya, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian sempat turun pada Agustus 2021 menjadi 28,33 persen dari sebelumnya 29,59 persen (Februari 2021), namun kembali naik pada Februari 2022.

Petani Sang Pahlawan Bangsa

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut pahlawan adalah mereka yang mau berjuang bagi negara, bangsa, dan rakyatnya. Termasuk siapapun yang mau mengurusi pertanian dan mampu memberikan makan bagi 273 juta orang Indonesia.

"Petani-petani kita adalah pahlawan hari ini. Mereka bekerja keras setiap hari, walau cuaca seperti apapun, panas terik atau hujan badai, tetap menanam yang kita makan," ujar Syahrul, seperti dikutip dari laman instagram miliknya. 

Baca Juga: Kala Profesi di Bidang Pertanian Jadi Primadona di Indonesia
BPS: Nilai Tukar Petani Anjlok 1,16 Persen di Juli 2022

"Apalagi, dunia saat ini tengah diancam krisis pangan dan kelaparan akut. Situasi ini memang tak mudah. Tapi saya yakin, dengan segala kerja keras dan semangat gotong royong, Indonesia akan relatif stabil," tambahnya. 

Menurutnya, pahlawan terdahulu telah mengajarkan bahwa bangsa ini bukanlah pecundang yang mudah menyerah kalah dengan tantangan yang ada. Indonesia pun tengah berupaya keras mencetak petani-petani milenial demi ketahanan pangan yang kuat dan tangguh di masa depan.