Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Legislator Minta Harga Gabah Dikondisikan

Ilustrasi petani di sawah. (Pixabay)

Editor: Dera - Minggu, 30 Oktober 2022 | 09:00 WIB

Sariagri - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Andi Akmal Pasluddin mengatakan, petani saat ini serius memproduksi pangan kebutuhan masyarakat. Namun, masalah terbesar yang dihadapi petani saat ini adalah persoalan harga yang tidak pasti, terutama saat terjadi panen raya.

Untuk itu, Akmal mengingatkan pentingnya menjaga harga gabah di tingkat petani melalui kebijakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Langkah ini untuk menjaga petani terus semangat dalam meningkatkan produksi pertaniannya.

“Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, menaikkan HPP gabah merupakan solusi terbaik saat ini. Seperti halnya Harga jagung, saat ini HPP-nya masih bagus. Petani di Sulawesi Selatan masih gemar menanam jagung karena harganya sesuai dengan harapan,” ungkap Akmal dalam keterangan tertulisnya. 

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini meminta agar pemerintah di semua sektor yang menangani pangan agar terus mengendalikan harga komoditas pangan. Selain di pasar, pengendalian harga di tingkat petani pun harus terjamin sehingga kenaikan harga pangan sejalan dengan peningkatan pendapatan petani.

"Indonesia masih terus terancam pada keterpurukan ekonomi nasional. Ini akibat inflasi yang terus tidak terkendali yang ditunjukkan dengan semua harga yang terus bergejolak terutama harga pangan. Saya sudah sering mengingatkan bahwa saat ini rakyat menjerit akibat harga pangan melangit, di berbagai forum baik formal maupun informal,” tegas Akmal.

Anggota DPR putra kelahiran Bone ini masih mengkritisi program diversifikasi pangan yang mandek. Padahal menurutnya, gagasan ini sudah lama digulirkan oleh pemerintah melalui kementerian pertanian pimpinan Anton Apriyantono.

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Legislator Minta Harga Gabah Dikondisikan
Aksi Puan Maharani Tanam Padi Berjalan Maju Tuai Kritikan Warganet

"Semua negara saat ini sudah memberikan prioritas pangan sebagai komoditas utama pada negara masing-masing. Karena urusan perut ini tidak dapat ditunda. Program kerakyatan yang berfokus pada peningkatan pangan mestinya diutamakan oleh pemerintah untuk menggerakkan semua roda ekonomi," ungkap Andi.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, seharusnya pemerintah juga membangun infrastruktur untuk mempermudah produksi, distribusi dan pemasaran pangan. Teknologi dan riset pengetahuan difokuskan ke pengembangan pangan termasuk hortikultura. Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan membaurkan kebijakan dengan potensi terbesar sebuah negara.