Indonesia Swasembada Beras? Produksi Padi Ternyata Turun 3 Tahun Terakhir

Ilustrasi padi. (Foto: Unsplash)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Reza P - Senin, 3 Oktober 2022 | 08:00 WIB

Sariagri - Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa mengungkapkan bahwa produksi beras nasional menurun selama tiga tahun terakhir. Oleh karenanya ia mempertanyakan ketahanan pangan yang dimiliki Indonesia.

Sebab, belum lama ini Pemerintah Republik Indonesia menerima penghargaan dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) karena telah memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan berhasil swasembada beras pada periode 2019-2021.

"Yang katanya tiga tahun terakhir ini produksi beras nasional meningkat, meningkatnya dari mana? tidak ada produksi padi meningkat di tiga tahun terakhir. Bahkan sebenarnya turun, rata rata 2,7% per tahunnya," kata Dwi dalam sebuah diskusi bertajuk ' Polemik: Waspada Resesi Ekonomi dan Krisis Pangan', Sabtu (1/10).

Dwi menjelaskan, menurut data yang dihimpun, pada un 2019 produksi padi nasional turun 7,7 persen. Kemudian di tahun selanjutnya naik sangat amat kecil yakni 0,09 persen. kemudian tahun 2021 turun lagi 0,42 persen. "Jadi di mana makna penghargaan beras tersebut?" jelasnya.

Baca Juga: Indonesia Swasembada Beras? Produksi Padi Ternyata Turun 3 Tahun Terakhir
Meski Swasembada Beras, Rektor IPB Ingatkan Ini ke Pemerintah

Dwi menyampaikan, fenomena La Nina atau kemarau basah yang terjadi sebenarnya bisa mendorong produksi padi lumayan tinggi. Akan tetapi, hal ini terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun 2020 sampai dengan saat ini kita mengalami fenomena La Nina. Peristiwa La Nina itu pada dasarnya selalu meningkatkan produksi cukup tajam. Yang paling rendah peningkatan produksi akibat La Nina paling itu tahun 2007 sebesar 4,7 persen lalu tertinggi tahun 2016 sebesar 9,6 persen. Lah kok di tahun 2020 hanya naik 0,09 persen. Malah di tahun 2021 yang saat itu terjadi La Nina produksinya turun," pungkasnya.