1.876 Hektar Lahan Pertanian Terancam Mati Akibat Kekeringan

Editor: Tatang Adhiwidharta - Senin, 19 September 2022 | 13:00 WIB
Dilanda kemarau, ratusan hektar lebih lahan pertanian di wilayah Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengalami kekeringan.
Akibatnya petani resah, menyusul seluruh tanaman baik padi hingga palawija yang tersebar di 15 desa di Kecamatan Cermee, tidak mendapatkan air sehingga terancam mati.
Krisis air ini, salah satunya terpantau di lahan persawahan milik para petani di Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee. Akibat kesulitan mendapatkan air, puluhan hektar tanaman padi di desa ini terancam mati.
Bahkan dampak kemarau, membuat saluran irigasi kering dan tanah persawahan juga sudah mulai banyak yang retak dan pecah. Krisis air ini sudah berlangsung lima hari dan hingga kini belum mendapatkan bantuan pasokan air untuk mengairi sawah.
“Total luas lahan pertanian di Desa Suling wetan ada 20 hektar yang mengalami kekeringan. Punya saya paling parah, karena tanahnya sudah banyak yang retak merekah. Krisis air sudah terjadi lima hari terakhir ini,” tutur, Elfarasi, salah seorang petani kepada Sariagri.
Baca Juga: 1.876 Hektar Lahan Pertanian Terancam Mati Akibat KekeringanKemarau Basah, Produksi Padi di Garut Diprediksi Naik
Kondisi kekeringan tersebut, terjadi akibat debit air pasokan dari bendung sampean baru menurun. Tak hanya melanda Kecamatan Cermee, dampak kekeringan akibat tidak adanya pasokan air dari bendung sampean baru membuat seribuan hektar lahan pertanian yang ada di 209 desa di wilayah Bondowoso terjadi krisis air.
“Kekeringan juga melanda puluhan hektar lahan pertanian palawija yang ada di Desa Batuampar, Kecamatan Cermee. Informasi dari dinas pertanian Bondowoso, akibat kekeringan ini ada 1.876 hektar lahan persawahan di wilayah Bondowoso yang terancam rusak atau gagal panen akibat debit air irigasi dari bendung sampean baru menipis,” pungkasnya.